Jumat, 02 Agustus 2013

Employee Vs Entrepreneur

Sebagai Employee yang juga Entrepreneur 'pemula', saya sering  diperlakukan berbeda.
Oleh para entrepreneur, saya pasti dikomporin "Udah Lien, resign aja, kalo lo resign dan fokus ke bisnis lo, kan bisnis bisa growing"
Oleh para employee, saya juga dikomentarin "Punya bisnis harus bisa bagi konsentrasi ya Lien, kerjaan kantor, sama bisnis"
Malah ada loh teman yang 'judge' saya belum punya MINDSETTING ENTREPRENEUR :))

Dalam hal ini ilmu #LempengAjah sangat bermanfaat :)))
Mereka yang 'pure' entrepreneur, mungkin gak perlu worried sama cicilan rumah dan cicilan mobil yang nominalnya fix setiap bulan. Kalo saya masih worried, karena di situlah fungsi gaji kantoran saya. 
Mereka yang pure employee, mungkin gak resah dan gelisah dengan gaji kantoran yang naiknya hanya tiap tahun sekali itupun mengikuti inflasi, kalaupun promosi jabatan ngeliat slip gaji koq naiknya gak sampe 20% tapi tanggung jawab naik lebih dari 50%. Kalo saya resah, koq gak balance antara hak dan kewajiban?

Di pertengahan tahun 2011, suami saya resign dari perusahaan multinasional yang lumayan ternama, kalo istilah orang2 entrepreneur 'bakal kapal', kalo istilah employee 'tindakan nekat'. Alasan resignnya ya karena mau fokus di bisnis Oriflame. Banyak yang mencela, banyak mentertawakan, banyak ragu, namun alhamdulillah banyak juga yang doain supaya sukses. Kami mah fokus pada impian, jadi udah 'default' untuk ignore mereka yang comment negatif.
Saya? saya masih bekerja kantoran dengan pertimbangan, jarak rumah dan kantor relatif dekat, pekerjaan kantor saya tidak memerlukan mobilitas yang tinggi dan saya bisa memanfaatkan waktu istirahat kantor untuk 'kerja' dari gadget saya.

Setelah resign, ilmu yang suami dapat dari kantor sebagai Marketing, dan juga bimbingan dan arahan dari para upline, berusaha beliau terapkan dalam bisnis kami. Gak mudah ternyata, menjaga dan membina bisnis, khususnya bisnis jaringan, yang benar-benar mengandalkan komunikasi yang baik. Harus tau kapan tegas dan kapan memotivasi, yang pasti tidak mentolerir mereka yang semena-mena (baca : mau bonus gede tapi gak mau kerja).
Belajar, sampai detik inipun kami masih belajar. Gak mau nyerah karena gak mau bikin mereka yang komen negatif bertepuk kegirangan, gak mau nyerah karena kami sadar milestone Dream kami penting untuk diwujudkan, gak mau nyerah karena kami sadar begitu banyak mereka yang menitipkan amanah untuk merubah 'financial life' mereka menjadi lebih baik.

Kalau ada yang berani memberi statement "Lebih baik menjadi Entrepreneur daripada jadi Orang gajian (baca:Employee)", saya cuma bisa kasih tau bahwa Usaha Anda juga tidak akan berkembang kalau Anda tidak punya Karyawan (baca : Employer vs Employee)

Bukankah bersinergi itu lebih baik, kalau saat ini Anda katanya punya MINDSETTING sebagai Entrepreneur tapi masih underestimate Employee, lebih baik Anda belajar dulu mengenai pengelolaan SDM, agar nantinya pada saat Anda punya karyawan, statement atau policy Anda akan lebih humanis.
Kalau Anda saat ini masih sebagai Employee dan ingin sekali punya bisnis, tapi takut rugi, takut modal gak cukup, takut gagal, ingat kembali pada saat Anda statusnya masih jobless, yang dengan semangat mengirimkan lamaran kerja kesana-kesini, dengan penuh harapan berangkat interview dan tes kerja sana-sini, apakah mengalami ketakutan tidak diterima, ketakutan Anda underqualified dan ketakutan lainnya? Kalau iya, apa yang membuat Anda berhasil berada di posisi perusahaan saat ini? 

Semua KeSUKSESan berawal dari langkah kecil MENCOBA, lalu dilanjutkan dengan BELAJAR dan MENEKUNI, adakalanya menemui hambatan, maka lakukanlah EVALUASI. Ingaaat segigih-gighnya Anda berusaha, jangan pernah melupakan habluminallah dan habluminannas yaaa..... (baca : menghargai orang lain dan beribadah)

Kalo saya untuk saat ini, milestone yang saya tetapkan adalah serius mendampingi suami saya untuk BerBisnis Oriflame dan serius menjalani kewajiban saya sebagai Employee dengan pekerjaan sebagai Legal Officer. Keduanya menyenangkan, keduanya sesuai dengan passion, dan yang pasti keduanya menghasilkan :)
Ya untuk saat ini saya memilih menjalankan bisnis Oriflame melalui online, terkadang kopi darat pas weeend, biar berasa setruman semangatnya.
Ada milestone-milestone berikutnya yang sudah kami rancang, seperti punya :
- bisnis kuliner (he..he..he..orang tua saya pinter masak looh, mudah2an dengan bisnis ini, saya jadi punya passion untuk masak, beneran bukan karena gak bisa masak, tapi belum punya passion :))))
- bisnis salon muslimah (duuuh, disini passion udah ada bannget, tapi modalnya yang belum cukup..hi..hi..hi..nabung dari bonus Oriflame insyaAllah bisaaa)

Yang mau punya bisnis tapi modalnya belum cukup? InsyaAllah menjalankan bisnis Oriflame bisa jadi solusi, hal ini sudah kami rasakan, dari penghasilan yang 30rb-an perbulan, dalam waktu 5 bulan beranjak naik setiap bulannya ke 5juta-an perbulan, alhamdulillah hampir 3 tahun menjalani bisnis ini, kami penghasilan perbulan kami sekitar 8-10 jutaan perbulan. Pake kerja yaahhh, gak ongkang-ongkang kaki :))

Yang mandang sebelah mata bisnis MLM, khususnya Oriflame, yukks sinih chatting sama saya, mudah2an bisa memberi pencerahan, saya kupas tuntas deh bedanya MLM vs Money Game. 

Yang mau punya bisnis tapi ngakunya gak punya waktu karena lembur setiap hari di kantor? Boleehh sini chatting sama saya, asal mau diajarin untuk manage waktu mah bisa koq, kan jalanin bisnis ini mostly dari Facebook, lah trainingnya aja dari Facebook juga :))

Yang udah punya bisnis tapi penasaran mau tau apa bener berbisnis di Oriflame ini bonusnya bisa meningkat signifikan setiap bulannya, penasaran apa iya 'buka cabang' versi PEBISNIS ORIFLAME itu beneran low cost? Naah sinih inbox atau chatt aja sama saya yaaak

Kalau belum tau, cari dulu infonya, mencari info dari mereka yang emang udah jalanin bisnis ini dan berhasil mendapatkan manfaatnya. Ibarat orang lagi cari alamat, pasti nanya sama yang udah tau alamat itu kan ya, biasanya tukang ojek atau penduduk yang udah lama tinggal di situ. Naah sama deh seperti bisnis ini, jangan nanya sama yang baru beberapa hari join, apalagi nanya sama orang yang gak pernah dapet Cash Awardnya :))
Jangan kebiasaan ngeJudge negatif, nanti nyesel plus gondok sendiri hi..hi..hi...
Lieni Oktora Nara - Independent Oriflame Director
WA/SMS only : 08111888713
Pin BB : 2A79D48A

Sabtu, 13 Juli 2013

Sudahkah kita ber-TOLERANSI terhadap sesama?

Kadang suka nyebut deh dalam hati, kalo ngeliat orang yang merasa dirinyalah yang paling pintar, "Ya Allah...jauhkanlah Hamba dari sifat yang demikian"
Paling sedih kalo yang kita alami bersifat sombong dalam ilmu AGAMA.

Ketika merasa bahwa pakaian kita paling syar'i, berhijab tandanya sudah bebas api neraka. Padahal hijab adalah kewajiban, jadi tidak usah merasa paling hebat kalo sudah berhijab dan memandang rendah kepada mereka yang belum berhijab. 

Tidak usah pula merasa paling suci ketika merasa dirinya telah berhijab sempurna dan menghina dina yang masih memakai hijab berazaskan trend. Lebih baik doakan...doakan mereka agar diberi hidayah kesempurnaan dalam memenuhi tuntunan syar'i, malaikat pun akan meng-aamiini dan mendoakan kembali kepada kita.

Mungkin karena saya tinggal di daerah yang muslim adalah minoritas (baca : Kelapa Gading) jadi kepekaan terhadap toleransi beragama menjadi lebih sensitif. Justru disini terasa sekali harmonisnya. Di pusat  perbelanjaan terdengar alunan nasyid dan supermarketnya menjajakan hidangan berbuka seperti cincau, kolang-kaling, kurma, dan lain-lain. Penghuni Kelapa Gading, yang mayoritas adalah etnis tionghoa, terlihat suka cita ikut memilih kurma. Begitu pula pada saat menjelang Idul Fitri, mereka ikut riang memilih ketupat dan juga beli ayam kampung untuk di buat opor. Kebebasan ART mereka untuk beribadah pun terlihat pada penuhnya masjid dan musholla sekitar rumah kami pada saat Taraweh. Saat lebaran tiba, kami gak sungkan mengirimkan  ketupat lebaran, sayur opor dan rendang, buat tetangga.

Suasana ramadhan kami mungkin tidak seramai di komplek-komplek muslim lainnya, membangunkan sahur secara keliling komplek dengan bunyi-bunyian ataupun takbiran keliling dengan memukul beduk. Ya...kemeriahan itu tidak kami rasakan, namun kami rasakan kesyahduan toleransi beragama, sejatinya apa yang tertuang dalam Surat Al-Kafirun :

Translation of the HOLY QUR’AN – 109.Surat Al-Kāfirūn (The Disbelievers) – سورة الكافرون


Surat Al-Kāfirūn (The Disbelievers) - سورة الكافرون
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
[In the Name of ALLAH, the ENTIRELY MERCIFUL, the ESPECIALLY MERCIFUL]

109:1
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
Pronunciation
Qul ya ayyuha alkafiroon
Translation
Say, “O disbelievers,
Tafsir al-Jalalayn
Say: ‘O disbelievers!
109:2
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Pronunciation
La aAAbudu ma taAAbudoon
Translation
I do not worship what you worship.
Tafsir al-Jalalayn
I do not worship, at present, what you worship, of idols,
109:3
وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
Pronunciation
Wala antum AAabidoona maaAAbud
Translation
Nor are you worshippers of what I worship.
Tafsir al-Jalalayn
and you do not worship, at present, what I worship, and that is God, exalted be He, alone,
109:4
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
Pronunciation
Wala ana AAabidun maAAabadtum
Translation
Nor will I be a worshipper of what you worship.
Tafsir al-Jalalayn
nor will I worship, in the future, what you have worshipped,
109:5
وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
Pronunciation
Wala antum AAabidoona maaAAbud
Translation
Nor will you be worshippers of what I worship.
Tafsir al-Jalalayn
nor will you worship, in the future, what I worship: God knew that they would never become believers (the use of [the inanimate] mā, ‘what’, to refer to God is meant to counter [the reference to ‘what thing’ they worship]).
109:6
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Pronunciation
Lakum deenukum waliya deen
Translation
For you is your religion, and for me is my religion.”

Terhadap saudara kita yang berbeda keyakinan saja di tuntun untuk berTOLERANSI, apalagi untuk saudara seIMAN. Janganlah perbedaan khilafiyah, menjadi jurang pemisah antara kita. Begitu mudahnya mengkafirkan saudara seIman, padahal sesungguhnya ilmu untuk ber-ukhuwah lah yang harus ditingkatkan, baik dari segi berdakwah maupun dari segi beribadah.

-sedikit coretan untuk secercah harapan ukhuwah islamiyah

Lieni Oktora Nara - Independent Oriflame Director
081317515847
2A79D48A
http://www.wajibkaya.tk/
http://www.lieniluarbiasa.blogspot.com/


Sabtu, 13 Oktober 2012

Manaaa?? Katanya Bisnis Kamu Simple???


Hasil summary dari keluhan-keluhan mereka yang bilang "Manaaa?? Katanya Bisnis Kamu Simple??"

"Manaaa?? Katanya Bisnis Kamu Simple??"
"Koq saya harus ribet belanja setiap bulannya 100BP supaya saya bisa dapet hadiah dan bonusnya siih?

"Manaaa?? Katanya Bisnis Kamu Simple??"
"Saya udah rekrut 4 orang tapi karena mereka ga belanja, saya gak dapet bonusnya, rekrut orang untuk join dengan Rp.40rb tuh ga gampang loooh!!"

"Manaaa?? Katanya Bisnis Kamu Simple??"
Koq untuk order aja saya harus bayar ke kurir? saya kan jadi gak bisa kemana-mana, kenapa gak pake e-banking aja sih?"

"Manaaa?? Katanya Bisnis Kamu Simple??"
"Kenapa banyak banget sih materi training yang harus saya download dan baca dari webreplika?"

"Manaaa?? Katanya Bisnis Kamu Simple??"
"Kenapa cabang Oriflame di Jakarta cuma ada 3 dan semuanya jauh dari rumah dan kantor saya, macet-panas-jauh duuh gak banget deh"

"Manaaa?? Katanya Bisnis Kamu Simple??"
"Kenapa untuk belanja aja harus ada minimal order dan kalo kurang dari itu saya kena charge Rp.7500"

*********
Sering dengar keluhan2 di atas? Apa Anda dulu pernah punya keluhan seperti itu?
Ini yang upline saya pernah bilang dan langsung melekat sampai sekarang :
"BISNIS APAPUN DARI MODAL BESAR SAMPAI MODAL YANG KECIL, PASTI ADA RESIKONYA"

Coba sebutin bisnis yang GAK PAKE RESIKO?
Bisnis Konvensional --> Beli barang untuk di taro di toko, laku dapet duit, gak laku? ya gak jadi duit
Bisnis Garment --> Terima order seragam, ternyata bahannya tidak sesuai sample, terpaksa ganti spec dan kena denda
Bisnis Saham --> Kalo lagi naik seneeng dapet untung, kalo harga saham lagi turun? ya rugi

********
So, buat Anda yang sedang mengeluh, ini jawaban saya yaa, duplikasi dari nenek upline saya :
JABANIN!!! --> Simple kan :))

"Loh koq keluhannya BANYAK begitu, koq jawabannya cuma satu kata??"
Nah keliatan kan siapa yang RIBET dan siapa yang SIMPLE?? :D

Lieni Oktora Nara
Independent Oriflame Director
http://lieniluarbiasa.blogspot.com/
http://wajibkaya.tk/
@LieniOktoraNara

Minggu, 07 Oktober 2012

Geeting Commitment #psibiz



Again...masih serial Psikologi Biznis, mau coba compare Getting Commitment dari para partner biznisku dengan Getting Commitment dari para pekerja kantoran kepada kantornya:

***PEKERJA KANTORAN***
Apa sih bentuk komitmennya terhadap perusahaan? Pastinya kasih kontribusi terbaik untuk kemajuan perusahaan. Mulai dari hal yang sifatnya administratif sampe hal yang sifatnya strategis.
Administratif : Absen rapih, tiap hari ga pake telat, attitude yang baik ke atasan, bawahan dan rekan sekerja, time management.
Strategis : Inisiatif, Leadership minded, solution oriented.
Impactnya dari melakukan Getting Commitment tadi adalah, pasti reward dari Perusahaan : e.g. Naik Pangkat dan Bonus

Compare to para partner bisnis Oriflame:

Administratif : Hadir di eT dan offline training, tupo 150BP, kumpulin tugas tepat waktu, gak perlu digubrak-gubrak.
Strategis : Ga gampang ngeluh, insiatif dan kreatif melihat kebutuhan rekan bisnisnya.
Impactnya dari melakukan Getting Commitment tadi adalah, pasti reward dari Oriflame : e.g. Naik Level, Bonus bulanan naik plus CashAward minimal 7jt

Apa jadinya kalo kita masuk kantor, jam masuk n pulangnya sesukanya? Kalo lagi males, lagi ribut sama pacar, lagi bayak kerjaan yang lain diluar kantor, etc memilih untuk bolos kantor. Bisa gitu naik pangkat? bisa gitu dapat Bonus?
Apa jadinya kalo kita kerja dengan standar minimal, yg penting kerjain perintah Bos, gak mikir hasilnya bagus atau sesuai ekspetasi Bos atau enggak.
Bisa gitu naik pangkat? bisa gitu dapat Bonus?

Apa jadinya kalo kita tupo sesuka hati? kadang 150BP kadang 50BP, kadang malah gak tupo. Kadang rame heboh di eT, abis itu kaya uler, berbulan-bulan mati suri gak kedengeran kabar dan sahutannya.
Bisa gitu naik level? Bisa gitu Bonusnya naik jadi juta2? Bisa gitu dapet CA apalagi mobil CRV nya?

Apa jadinya kalo kita gak berusaha mampu melihat kebutuhan rekan bisnis? mereka yang gak punya gadget, kita paksa suruh online tiap menit, padahal mereka mau bercape2 ria untuk kegiatan offline.
Bisa gitu naik level? Bisa gitu Bonusnya naik jadi juta2? Bisa gitu dapet CA apalagi mobil CRV nya?

Sama aja koq kerja kantoran sama biznis Oriflame, sama-sama butuh Komitmen buat mereka yang mau sukses, bedanya kalo di Oriflame kita berpotensi besar untuk mendapatkan percepatan kebebasan Financial.

So are you ready to get commitment?


Lieni Oktora Nara - Independent Oriflame Director
081317515847
26BE536A
http://www.wajibkaya.tk/
http://www.lieniluarbiasa.blogspot.com/

Psikologi Biznis #PsiBiz (penulis bkn sarjana psikologi yaah, hny mencoba menulis dr sudut pandang pelaku biznis Oriflame)

Punya partner bisnis dgn berbagai macam karakter, sifat & tingkah laku membuat kita hrs menyiapkan hati yg 'besar' dan 'elastis' 
Loh koq gitu? Iyaa..bener deh, berdasarkan pengalaman saya dengan para partner bisnis saya, kira-kira rangkumannya adalah seperti ini :

Ada yang anggap kalo bisnis saya ini adalah sales door 2 door, jujur saya sempet kaget di bilang begitu, trus saya kasih senyum dan sambil nunjuk ke katalog 'pintunya ada disini'  :)  

Ada yg takjub liat sy bagiin flyer n katalog di mall, katanya 'gmn prasaan ortu kalo liat mba kek gini? udah dikuliahin tinggi2 koq malah bagi2 flyer sambil nawarin orang, apa gak malu mba? kalo ketemu temen kantor gimana mba? masa gaji kantor udah 8 digit, mau sih ngelakuin hal kayak gini?'
Trus saya jawab :'yg penting halal mba & akan sy tunjukan ke ortu, bhw ini smua ada hasilnya. Buat temen kantor, ya cuek aja, emang mereka yang bayar cicilan rumah dan mobil saya, enggak kan, so no big issues for that :)'

Ada yang nyindir-nyindir saya dan biznis saya di fb or twitter or status BB, tp maaf yaa.. Mimpi saya teralu besar untuk dihentikan pakai cara small things kek gitu 

Ada partner bisnis yg bilang kalo ini bisnis tipu2, senyumin lagi trus bilang 'ngapain sy nipu utk duit 40rb kamu?'  
Dapat berapa sih saya dengan uang 40 rb kamu itu? Gak SEPERAK PUN. tapi bisnis ini benar2 memberi kesempatan untuk SIAPA PUN, dengan membaca dan mempelajari dengan tekun isi starter kit nya, habis itu decide dah mau masuk atau eggak sm bisnis kayak gitu.

Ada yang memutuskan untuk stop jadi partner bisnis saya karna suami & ortu tidak merestui... 
Saya pernah di posisi yg sama (cerita lengkapnya di sesi yang lain ya, ingetin saya kalo kelupaan posting he...he..he..)
Bedanya saya punya tekad untuk meyakinkan mereka bahwa biznis ini layak untuk saya jalanin, karena hasilnya pun untuk mereka juga koq 

Ada yang nelpon, sms, bbm marah2 karena delivery yang ga lancar, stock yg kosong, antri yang bikin pegel, mereka lupa bisnis itu ada resiko 
Resiko PASTI dirasain sama pebisnis manapun koq, jadi mau bisnis APAPUN, pasti ada kendalanya, tinggal kitanya yg harus FOKUS pada SOLUSI

Resiko ada dibisnis APAPUN. Decide mau lanjut? Resikonya» Sukses. Nyerah trus berhenti? Resikonya» cari bisnis lain mulai dr 0 lagi, kalo gagal lagi, yaa cari bisnis lain lagi trus coba dari 0 lagi, terus begitu kapan suksesnya yak?

Punya partner biznis yang nyeleneh-nyeleneh plus aneh2 keknya kebayar dengan punya partner biznis yang keren kek Heru Dianika, Suciana Permata dan Eva Puri

Gak pernah dendam or sakit hati sama mereka diatas itu, rugii aah nyimpen dalam hati, by the time jg mereka akan baik sendiri.

Cari Musuh lebih mudah daripada cari partner biz, jadi makasih ya buat semua yang sudah jadi ataupun sudah pernah jadi partner biznis ku, maap ga buka lowongan jadi musuh yaaaaa ;)
  
Sekian psikologi biznis malam ini, love u all

Kamis, 20 September 2012

Mengapa mereka Berhenti sebelum berhasil?

Duh kayaknya bahasanya melow ya?
"Mengapa mereka Berhenti sebelum berhasil?"
Yups hal ini sempat menganggu saya, ketika beberapa dari mereka yang saya anggap LEADER malahan MUNTABER (MUNdur TAnpa BERita).
Padahal ketika awal-awal join bisnis ini, mereka sangat antusias looh :

"Kenapa sih Mba pengen join di Oriflame?"
        "Pengen jalan-jalan ke luar negeri gratis Lien, enak banget keknya"
        "Pengen punya kegiatan Lien, keknya enak ikut2 training, kumpul sama orang2 yg 
         positif"
        "Pengen Resign dari kantor Lien, kasian sama anak2 gw"
        "Pengen lunasin hutang Mba, kalo ngandelin gaji suami aja, tiap bulan ga cukup"
        "Pengen beli BB Mba, temen2ku udah punya, aku pengen beli dari Bonus Oriflame"
 dan masih buanyaakkk lagi Mimpi Besar mereka....


Saya sebagai upline pun juga dengan antusias mendukung mereka untuk sama-sama mewujudkan impian melalui bisnis ini. Prinsip saya memiliki downline adalah amanah dari Allah untuk dibantu sampai sukses. Tentu saja kalau yang dibantu mau dibantu yaa :)
Dari Beauty Demo, Beauty Class, Presentasi Bisnis, One To One Sharing, Training Online sampai Training Offline sudah kita sediakan, beberapa juga sudah dijalankan, tapi hanya beberapa yang ISTIQOMAH pada tujuannya.

Mereka yang memutuskan berhenti padahal sudah merasakan bonus dari Oriflame, artinya memang benar koq bisnis di Oriflame ada duitnya. Tapi tetap bingung, kenapa sih mereka memutuskan untuk berhenti?

Setelah saya coba review, kurang lebih inilah alasan mereka memutuskan untuk Berhenti :

1. Downlinenya sebagian besar berguguran, tidak sanggup untuk mulai lagi dari 0;
2. Pernah dikecewakan oleh Oriflame : OOS, barang rusak, pengantaran barang terlambat;
3. Tidak didukung oleh keluarga;
4. Modal habis, karena menjual produk Oriflame dengan sistem cicilan;
5. Ga kuat sama penolakan-penolakan, harga diri plus gengsi;
6. Ga bisa melakukan 'Good Time Management';
7. Ga sabar dengan proses;
8. Ga punya Power of Kepepet.

Saya coba breakdown lagi, kira-kira kalau mereka punya bisnis atau kegiatan lain, apakah mereka akan melakukan hal yang sama? :
1. Downlinenya sebagian besar berguguran, tidak sanggup untuk mulai lagi dari 0; --> Padahal ketika mereka memutuskan untuk berhenti dan kemudian memulai lagi bisnis yang lain, statusnya sama ya? Start from Zero, cari downline lagi, atau cari pegawai dan pastinya cara customer baru lagi.
2. Pernah dikecewakan oleh Oriflame : OOS, barang rusak, pengantaran barang terlambat; --> Padahal mau jalanin BISNIS APAPUN, masalah ini akan selalu ada, yang penting kita FOKUS PADA SOLUSI, sehingga customer pun merasa di urus oleh kita, tidak ada masalah yang tidak akan selesai, selama kita memang NIAT untuk menyelesaikannya.
3. Tidak didukung oleh keluarga; --> Alasan keluarga pasti baik koq, gak pengen kita kecapean, gak pengen kita melupakan kewajiban keluarga, oleh karena itu lakukan DISKUSI dan KOMPROMI, jelaskan tujuan kita menjalankan bisnis ini, toh keberhasilannya juga untuk keluarga kita koq.
4. Modal habis, karena menjual produk Oriflame dengan sistem cicilan; --> Saya sih gak pernah menyarankan untuk kasih kredit yaaa, ada uang ada barang, lah onlineshop aja kirim duit dulu baru barangnya dikirim kooq. Nah kalo ada yg bayar kreditannya gak lancar trus nyalahinnya Oriflame, aneh kaan??
5. Ga kuat sama penolakan-penolakan, harga diri plus gengsi; --> Mau dari level 0% sampe level tertinggi pun pasti ada koq yang menolak. Trus kenapa Berhenti? coba deh bisnis apa yang lancar jaya gak pake ditolak pada saat kita menawarkan??
6. Ga bisa melakukan 'Good Time Management'; --> Di Oriflame looh saya benar-benar belajar melakukan Time Management, to do list, priority, bahkan bisa saya aplikasikan di kerjaan kantor saya juga. So, kita belajar n praktekin bareng2 yuuks
7. Ga sabar dengan proses; Berharap dengan melakukan effort yang seadanya, trus secara instant bisa langsung SUKSES gitu? Duuh No Pain No GAIN dear... kenapa SUKSES itu rasanya enaaakk banget? 'Coz you have to struggle to be success. SUKSES = SUKa proSES.
8. Ga punya Power of Kepepet. --> Saat ini udah punya duit, rumah, mobil dan bisa tidur nyenyak karena gak punya hutang? Good then bersyukurlah dan bantu mereka yang belum merasa seperti kita, ajak dan bimbing mereka agar sukses di bisnis ini, rasanya nikmat banget looh bisa membantu orang untuk sukses, bener deh :)

Buat mereka yang memutuskan untuk berhenti, makasih ya, sudah mampir di bisnis ku, saya doakan semoga alasan Anda berhenti tidak dipakai lagi untuk bisnis berikutnya, Life must GROW bukan FLOW.
See You on the TOP!!








Kamis, 26 Januari 2012

Why MLM-Oriflame? WHY NOT??

Hadeuuuhh, udah setahun eike malang melintang di dunia MLM-Oriflame, udah keliatan pula duitnya, masiihh loh pada nanya WHY MLM-ORIFLAME?? keknya diposting-posting sebelumnya udah aku jelasin yaaa. Gini deh sekarang aku balik nanya, WHY NOT ORIFLAME??

1. Udah tau bahwa Perusahaan Oriflame berdiri sejak tahun 1967 di Swedia ?
Oriflame mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1987. Persaingan ketat sesama bisnis MLM dan krisis moneter yang pernah terjadi di Indonesia telah membuat beberapa perusahaan MLM hengkang dari Indonesia bahkan gulung tikar, awalnya sih booming banyak orang dapat uang jutaan rupiah, mobil mewah, etc tapi kemudian tidak di ikuti oleh member-member yang belakangan masuk, waah ini sih sistem piramid friends!! Makanya jangan salah pilih, Oriflame dari dulu sampe sekarang berhasil membuat mereka para membernya yang pintar memanfaatkan PELUANG berhasil memperbaiki kehidupan finansial mereka, ada yang berhasil menyekolahkan anaknya di sekolah internasional terbaik, ada yang berhasil membelikan mobil untuk orang tuanya, ada yang berhasil membuka yayasan untuk anak-anak kebutuhan khusus dan masih banyak yang lainnya. Berani punya mimpi ? Ya harus berani ACTION untuk mewujudkannnya doongg!! Via Oriflame - SimpleBizNet aja yuuukks Perusahaan Oriflame sudah jelas eksisten dan bonafid sooo WHY NOT??

2. Udah tau kalo Produk Oriflame itu terbuat dari bahan-bahan alami?
Baik bahan Nabati maupun bahan Hewani....whaatt ada hewani-nya?? tenaang, unsur hewaninya cuma ada 3 koq : Susu, telur dan madu so produk Oriflame halal ya friends. Berasaa banget deh hematnya pake Oriflame, biasanya nih saya beli kebutuhan sehari-hari di B*DY*H*P dari body cream. shower gel, perawatan kaki, scrub, serum dan parfum, tauuu dong harganya?? lumayan kuras dompet deh pokoknya. Dulu, saking loyalnya sama B*DY*H*P sampe saya bikin kartu diskonnya looh walaupun dengan syarat harus belanja ratusan ribu rupiah dan diskon yang di dapatkan adalah hanya sebesar 10%, sedihnya kalo lagi diskon besar-besaran, kartu diskon tidak berlaku hu..hu...hu.... Niat untuk berhemat, saya mulai melirik produk Oriflame. Sebenernya dari dulu saya sudah pake produk Oriflame, belanjanya kalo pas lagi diskon aja, dulu sempet jadi member, tapi jualan aja. Begitu ikut Oriflame yang ketiga kali, juga karena pengen pake produknya aja, itung-itung bikin kartu diskon 23%, gak pake syarat harus belanja sekian ratus ribu, cukup fotocopy KTP dan isi formulir aja, diskonnya bisa kita nikmati selama setahun dan kalo lagi ada promo atau diskon, kartu diskonnya tetap berlaku.....aaah ini yang bikin saya demen. Setelah mengalihkan belanja bulanan saya ke Oriflame, beneran berasa deh hematnya tanpa harus menurunkan kualitas produk yg saya biasa pakai. Plusnya lagi saya bisa mendapatkan penghasilan akibat saya mengalihkan belanja bulanan ke Oriflame. Waahh belanja malah dapat penghasilan?? See!!! WHY NOT??

3. Udah tau kalo sistemnya Oriflame itu sangat fair?
Kenapa saya bilang fair? karena tidak selalu upline lebih kaya daripada downline! Looh koq bisa gitu? Oriflame sangat transparan menghitung bonus bulanan, dan dengan rumus yang paten dan adil, Oriflame hanya akan membayar lebih kepada mereka yang kerja keras. Jadi kalo uplinenya ongkang-ongkang kaki cuma mengandalkan kepintaran downline2nya, sang upline gak akan dapat bonus lebih besar daripada sang downline, fair kaan....soooo WHY NOT??

4. Udah tau kalo di Oriflame terdiri dari berbagai klub? Naah kalo saya pilih SimpleBizNet, kenapa?
Karena didukung fasilitas online dan offline yang super duper lengkap dan kreatif. Tersebar di berbagai pelosok Indonesia looh yang diluar negeri aja ada, so gak ngerasa sendirian deh jalanin bisnis ini, karena support dari para Leader SimpleBizNet bekerjasama dengan Manajemen Oriflame membuat para member SimpleBizNet bisa menjalankan bisnis ini walaupun di kota tempat Anda tinggal tidak ada kantor cabangnya. Penasaran kaan supportnya seperti apa siihhh? coba ya diklik www.LieniHeru.co.cc ini webreplika yang saya dapatkan gratis dari SimpleBizNet, bisa menyapa seluruh teman-teman Anda dan bahkan MEREKRUT ONLINE, di web tersebut teman2 juga bisa melihat jadwal training-training offline yang dilakukan oleh para leader SimpleBizNet seluruh Indonesia...tuuuh kan WHY NOT??
Udah dijelasin niiy, silahkan klik disini untuk liat persyaratan join yaa.....